Saat itu, Bohlin menyadari bahwa lap belt dua titik hanya membantu penumpang tidak terlontar keluar lewat kaca depan, tapi gagal mencegah cidera serius tulang punggung atau membentur interior mobil. Dia lalu berpikir bagaimana menempatkan satu anchor lagi untuk menjaga agar punggung tetap melekat di sandaran, tidak hanya mengamankan pinggul di dudukan kursi. Dia kemudian menempatkan satu titik baru di pillar B seperti yang kita kenal sekarang.
Pak Bohlin ini lalu mengajukan usul pada atasannya di Volvo untuk menggunakan penemuannya sebagai fitur keselamatan standar di semua mobil penumpang Volvo. Kelak, seatbelt tiga titik ini menjadi fitur standar yang ada disemua kursi depan mobil penumpang.
Delapan tahun kemudian, seatbelt tiga titik dipasang di kursi belakang sedan Volvo. Dua tahun kemudian, tipe enertia-reel seperti yang sekarang ini mulai dipakai. Dalam perjalanannya, seat belt mengalami penyempurnaan seperti aplikasi pre-tensioner yang bisa mendeteksi tabrakan depan dan langsung mengencangkan belt untuk meminimalisir cidera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar